Seni Musik Tradisional
Seni musik tradisional – Sebuah musik yang hidup di
dalam masyarakat secara turun temurun, hingga dipertahankan sebagai sarana
hiburan.
Tiga komponen-komponen yang saling memengaruhi
diantaranya yaitu Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya.
Sedangkan maksud dari musik itu sendiri untuk
memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha
bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional.
Sehingga menjadikan musik tradisional sebagai
perbendaharaan seni di kalangan masyarakat hingga musik tradisional itu sendiri
lebih bisa menyentuh pada sektor komersial umum.
Kegiatan ini diharapkan agar mampu memberi kontribusi
bagi peserta juga kepada masyarakat luas sehingga musik tradisional dapat
berperan sebagai hiburan untuk menjalankan bisnis para pengusaha.
Musik Tradisional juga adalah musik yang berkembang
secara tradisional di kalangan suku-suku daerah hingga mendunia.
Sejarah
Musik Tradisional
Sejarah musik tradisional, merupakan sebuah sejarah
musik yang lahir secara turun-temurun dari jaman nenek moyang hingga ke jaman
kita saat ini.
Dulunya sejarah musik tradisioanl sendiri biasa
digunkan untuk sarana hiburan serta sarana upacara adat hingga saat ini musik
tradisional terus masih digunakanya.
Selain itu musik tradisional juga memiliki tiga
komponen diantaranya adalah seniman, musik itu sendiri, dan masyarakat yang
menikmatinya.
Seni Musik
Tradisional
Seni musik tradisonal merupakan suatu hasil karya seni
yang mempu menghasilkan bunyi atau suara yang indah. Seni musik tradisional
sendiri berasala dari Bahasa yunani.
Munurut bahasa yunani kata musik dulunya diambil dari
Dewa Mitologi atau yang dikenalnya dengan Mousa yang dulunya pernah memimpin
seni dan ilmu.
Sedangkan kata tradisonal yakni berasal dari bahasa
latin yang berarti Traditio yang memiliki arti dari kebiasaan masyarakat kuno
atau dengan kata lain sebuah musik yang menggambarkan khas dari masyarakat
dulu.
Pengertian
Seni Musik
Seni, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi
online, adalah sebuah keahlian yang membuat karya bermutu, entah itu dilihat
dari sisi kehalusan atau keindahannya.
Disebutkan juga bahwa seni adalah karya yang diciptakan
dengan keahlian luar biasa.
Kata kedua yaitu musik didefinisikan sebagai ilmu menyusun
nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk
menghasilkan komposisi yang berkesinambungan.
Musik juga diartikan sebagai nada atau suara yang
disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama dan keharmonisan.
Konsep
Pertunjukan Musik Tradisional
Di dalam sebuah konsep pertunjukan musik tradisional
terbagi menjadi beberap jenis yaitu yang pertama:
Suara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi
online, suara adalah bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia dan alat-alat.
Suara bisa berbentuk gumaman, dengungan, siulan, nyanyian, teriakan, atau
tangisan.
Pukulan, gesekan, tiupan atau tekanan pada suatu alat
juga dapat menghasilkan suara. Dalam konsep seni musik, suara yang dimaksud
adalah suara yang menghasilkan melodi dan harmoni lewat sebuah karya musik.
Suara, atau sebut saja nyanyian, yang ditampilkan secara
solo (1 orang), duet (2 orang), trio (3 orang), kwartet (4 orang), atau paduan
suara (lebih dari 12 orang). Suara manusia, yaitu pria dan wanita, masing-masing
memiliki 3 jenis suara.
Jenis suara yang dimiliki wanita adalah sopran,
mezzo-sopran dan alto. Pria memiliki jenis suara tenor, baritone, dan bass.
Jenis-jenis suara pada wanita dan pria memiliki tingkat yang sama, yaitu
tinggi, sedang, dan rendah.
Tangga Nada
Konsep yang kedua seni musik adalah tangga nada, yang
didefiniskan sebagai suatu susunan nada atau tingkatan-tingkatan bunyi, umumnya
terbagi menjadi 7 nada, yaitu “Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, Do”.
Secara umum tangga nada ini yang dikenal dengan
sebutan nada mayor dan minor. Interval pada tangga nada mayor adalah “1, 1,
1/2, 1, 1, 1, 1/2″, sedangkan interval minornya adalah “1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1,
1“.
Tangga nada mayor biasa dimulai dengan nada do, dan
sifat lagu yang dibuat dengan nada mayor bersifat gembira dan cerah. Contoh
lagu-lagu dengan tangga nada ini adalah “Anak Gembala” yang dipopulerkan oleh
Tasya cilik dan lagu “Selamat Ulang Tahun”
Begitu sebaliknya dengan tangga nada minor yang bersifat sedih, dan dimulai dengan nada la. Contoh lagu nada minor adalah “Syukur” oleh H. Mutahar dan “Terima Kasih Guruku” yang diciptakan oleh Sri Widodo.
Durasi Waktu
Konsep seni
musik ini mungkin jarang didengar, tetapi peran inilah sangat penting dalam
sebuah seni musik. Menurut Galettis (2009), durasi berhubungan dengan panjang
pendek nada dan tanda istirahat dalam suatu karya musik.
Di dalamnya termasuk beat atau tanda ketukan, tanda
birama, pulses, rhythm, meter, nilai not, tanda istirahat, dan tempo. Kita
tidak akan membahas dari keseluruhan elemen durasi, tetapi kita hanya cukup
berfokus pada 4 elemen, yaitu beat, rhythm, meter, dan tempo.
Jenis Tangga
Nada
Dalam seni musik, tangga nada secara umum ada 2 jenis,
yaitu diatonik dan pentatonik. Diatonik merupakan tangga nada yang sudah umum
kita pakai, berisi 8 nada yang tentunya sudah kita hafal diluar kepala. Tangga
nada ini bermula dari negeri barat, dan dipakai di seluruh dunia hingga saat
ini.
Tidak seperti diatonik, jenis tangga nada pentatonik
hanya memiliki 5 nada saja. Susunan nada seperti ini dapat di temukan dalam
musik tradisional, yaitu seperti musik gamelan yang merupakan musik asli
Indonesia memakai tangga nada pentatonik.
Gamelan Jawa menggunakan nada 1, 2, 3, 5, 6 yang
disebut laras slendro. Adapun gamelan Bali juga menggunakan nada pentatonik
yang disebut pelog, berisi nada 1, 3, 4, 5, dan 7.
Komentar
Posting Komentar